Jumat, 17 Juni 2016

tak terarah

Sore hari di ruangan yang sudah tak banyak dipenuhi manusia.
aku di sini memikirkan banyak hal.
terlalu banyak mungkin hingga asap pun meluap panas dari sisi tubuhku.
aku ingin menceritakannya.
aku mencari seseorang yang mungkin bisa ku ceritakan.
ku tengok di sudut sana ada seorang pria.
hmmmm, aku berpikir sejenak.
siapakah dia?
maukah dia mendengarkan ceritaku?
bagaimana responnya?
apa ia akan mengejek ku atau ia malah akan membantuku terbang keluar dari ruangan ini?
ah terlalu banyak yang ku pikirkan.

kaki ini melangkah ke arahnya.
terus melangkah, semakin pasti.
sesampainya di sana, pria itu ternyata menyambut baik.
mengajak bicara, kata demi kata semakin lama menjadi sebuah kalimat percakapan.

aku tidak menyangka ternyata kami memiliki banyak kesamaan dalam hal yang kami ceritakan.
semakin lama semakin dalam pembahasan kami.
aku berpikir dia pasti mampu mengeluarkan aku dari ruangan ini.

disela pembicaraan kami yang semakin dalam, aku bertanya, "mampukah kamu membawa ku keluar dari tempat ini?''
pria itu dengan cepat mengangguk.
dengan cepat juga aku langsung bertanya lagi, " tidak hanya itu, aku tak ingin hanya aku yang keluar, tapi dengan kamu juga, iya kita bersama keluar dari ruangan ini. Mampu kah kamu?''

semenit, seperempat jam, setengah jam, sehari, seminggu, sebulan, setahun, aku menunggu jawabanmu sampai sedemikian.
ya aku masih menunggu.
tidakkah kau tau selama aku menunggu jawabanmu aku tak melihat dunia lain, aku hanya fokus menunggu jawabanmu.
oh tidak, aku fokus, tapi kenapa kamu tidak fokus, hai kamu pria yang ku kira mampu membawa ku keluar.
jika saja diawal, atau jika tidak dipertengahan kamu mengatakan kalau kamu tidak mampu, aku pasti sudah mencoba keluar seorang diri, tanpa berharap bersama kamu.

hai pria, sadarlah, apakah kamu tidak menyadari ada orang di sini, di ruangan ini? apa kau tidak menganggap ku ada?
ya ini salah ku semua terlalu percaya diawal yang nyatanya diakhir tak berarah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar